Habitat dan Penampakan Kawasan Laiwanggi-Wanggameti
Kawasan Wanggameti dengan topografi didominasi oleh perbukitan curam berkisar 6-60 % dengan bagian lantai hutan sedikit terbuka dan penutupan pohon sedikit rapat. Secara penampakan (physiognomi) dapat diklasifikasikan sebagai hutan hujan dengan hutan elfin pada daerah ketinggian dan hutan sekunder yang merupakan transisi antara hutan primer dan hutan savana, pertanian yang ditinggal cukup lama (lahan kering dan desa). Secara umum tipe ekosistem di Taman Nasional Laiwanggi-Wanggameti meliputi hutan mangrove, hutan pantai, hutan musim dengan tropika kering dan hutan hujan dataran rendah hingga hujan hujan pegunungan.
Keadaan curah hujan di sekitar kawasan Laiwanggi-Wanggameti berkisar antara 100-500 mm. Berdasarkan sistem klasifikasi Schmidth-Fergusson kawas¬an hutan Wanggameti termasuk daerah beriklim agak basah dengan kelembaban sekitar 71 %.
Keberadaan Hidrologi TN. Laiwanggi-Wanggameti
Kawasan TN. Laiwanggi-Wanggameti merupakan daerah resapan air utama dan pemasok bagi pengairan lahan pertanian dan sumber air bersih untuk kota Waingapu. Kawasan TN. Laiwanggi-Wanggameti mencakup dua daerah aliran sungai yaitu DAS Kambaniru dan Sub das Nggongi.
Sungai yang Berasal dari TN. Laiwanggi-Wanggameti :
- Luku Rita (bersambung dengan Luku Kambera dengan anak sungai Luku Laihiu dan Luku Laimapa
- Luku Ramuk
- Luku Kaladak
- Luku Watumbaka
- Luku Watumbelar (anak sungai : Luku Rindi dan Luku Pinduwatu
- Luku Latanga
- Luku Patawang
- Luku Melolo
- Luku Baing
- Luku Bokul
- Luku Watumbelar
- Luku Katubur
- Luku Nggongi
- Luku Pahulu Bandil
Dasar Penetapan Taman Nasional Laiwanggi-Wanggameti
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Republik Indonesia Nomor : 576/Kpts-II/1998 ditunjuk menjadi Taman Nasional Laiwangi-Wanggameti dengan luas 47.014 ha, dimana dari luasan tersebut terdapat 15 desa yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional. Dua desa diantaranya disebut sebagai enclave yang berarti terletak dalam kawasan TN yaitu Desa Katikuwai dan Desa Ramuk.
Penunjukkan kawasan ini sebagai Taman Nasional Laiwanggi-Wanggameti didasarkan atas beberapa pertimbangan :
- Kawasan ini merupakan habitat bagi flora dan fauna khas Sumba yaitu terdapat 78 jenis burung dimana 8 jenis diantarnya merupakan endemik Sumba.
- Kawasan ini juga memiliki fungsi hidrologis yang cukup penting bagi Sumba Timur dimana merupakan sumber air bagi beberapa DAS (daerah aliran sungai), diantaranya DAS Kambaniru dan Sub DAS Nggongi.
Potensi Kawasan
Flora
Jenis-jenis flora yang ditemukan antara lain Alangium chinensis, Buchanania arborescens, Gluta rengas, Mangifera gedebe, cromolena odorata dll. (data tahun 2002)
Fauna
Terdapat ratusan macam jenis burung dimana 8 jenis diantaranya adalah species endemik Sumba seperti Rangkong (Aceros Everetti), Kakatua Jambul Jingga (Cacatua Sulphurea Citrinoeristata), Gemak Sumba (Turnix everetti), Punai Sumba (Treron teysmani), Walik Rawamanu (Ptilonopus dohertyii), Burung Madu Sumba (Nektarina buettikoferi), Myzomela Kepala Merah (Myzomela erythrocephala), Sikatan Sumba (Ficedula Harteti) dan Pungguk Wangi (Ninox Rudolfi). Terdapat berbagai jenis satwa liar seperti rusa timor (Cervus timorensis), babi hutan (Sus sp), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), 57 jenis kupu-kupu (3 diantaranya merupakan species endemik). (data tahun 2002)
Baca juga : Sekilas tentang Rini dan Komunikara 93